Munculnya tren berkebun di rumah selama masa pandemi menjadi catatan tersendiri karena tren ini menjadi dua hal yang menggelitik untuk ditelaah, karena tren berdampak pada penghijauan rumah dan mandiri pangan, sedang dampak pandemi langsung ke petani adalah anjloknya harga produk sayuran di tingkat petani!
Pernahkah anda memikirkan betapa pentingnya profesi petani dalam kehidupan ini? Tidak ada petani, kehidupan tidak akan berjalan karena tidak ada pemasok pangan! Tapi kan petani produknya kan tidak organik..! Sesempit dan sedangkal itukah cara berpikir anda? Petani tidak salah, dia menanam dan berusaha agar tanamannya survive dan bisa memasok pangan ratusan juta kepala manusia. Karena lahan makin sempit dan berubah menjadi perumahan, jumlah manusia makin banyak, polusi makin menghebat, dan lingkungan karena ulah manusia makin buruk! Akibatnya kasus penyakit dan hama tanaman makin banyak dan ganas, efeknya petani akan mencari solusi dengan menggunakan bahan-bahan sintetis dan pestisida untuk menyelamatkan tanamannya! Salahkah mereka? Tidak! Keadaan yang memaksa mereka melakukan itu semua!
Bagaimana mencari solusi agar petani tetap survive dan berproduksi, serta manusia yang mengkonsumsi hasilnya tetap sehat dan aman dari polutan? Melakukan edukasi bahwa bertani secara ramah lingkungan menjadi satu jalan keluar. Masih bisakah petani yang menggunakan pestisida dan pupuk buatan pabrik menghasilkan produk tanpa residu? Bisa, dengan menggunakan pupuk hayati dan agen humat untuk memperbaiki kondisi ekosistem tanah agar tumbuh dan dan berkembang mikroorganisma baik yang akan membantu tanaman bertumbuh dan berkembang dengan baik, serta menghasilkan produk tanpa residu bahan kimia berbahaya, residu logam berat dan residu pestisida. Pada dasarnya Tuhan, Allah sudah menciptakan bakteri-bakteri baik yang mampu menggumpalkan bahan kimia dan logam berat sehingga tidak menjadi residu serta mampu memecah rantai ikatan karbon pada pestisida sehingga tidak masuk dalam jaringan tanaman. Bakteri baik terkandung dalam pupuk hayati Agrobost dan TGH, serta agen humat terkandung dalam Humagold.
Jadi, janganlah membenci petani hanya karena kita bisa menanam tanaman organik, tetapi bagaimana merengkuh petani agar teredukasi dan menghasilkan tanaman yang aman dikonsumsi. Itu menjadi tugas kita karena kita menjadi sumber terbesar penyebab tingginya polutan dan perubahan iklim secara global.
2 Replies to “Petani Bukan Untuk Dibenci”
Ibu Ida, dimana bisa memperoleh Agribost, TGH dan Humagold?
Silahkan belanja online mbak, bisa di tokopedia atau bukalapak